02 September 2009

Kritik JK untuk Acara Lawak di TV Selama Bulan Ramadan


Berpuasa dengan ditemani televisi memang asyik. Menunggu waktu berbuka atau makan sahur biasanya kita menjadi menu tambahan selain nasi, kolak, es campur dan sebagainya. Program televisi kita pun menggenjot tayangan yang memang ditujukan untuk mengisi hari-hari berpuasa. Tapi, sudah tepatkah tayangan yang harusnya lebih relijius selama bulan ramadhan? Pak Jusuf Kalla menjawabnya tidak. Menurut beliau, tayangan di tv banyak yang tidak bermanfaat secara langsung dengan tema ramadhan.

Beliau menyoroti acara lawakan atau humor yang tumbuh bak jamur di musim kemarau. Para komedian di negeri memang panen rupiah jika ramadhan tiba. Tapi, anehnya, acara lawakan itu sama sekali tidak ada hubungannya dengan bulan puasa. Bahkan kalau diperhatikan materi acara lawakan itu konyol dan cenderung bodoh belaka.

Harusnya, menurut pak JK, acara di bulan ramadhan lebih relijius dan serius. Karena tv membawa pengaruh buat pemirsanya.

Kritik pak JK itu ada benarnya jika dikaitkan dengan situasi bangsa ini. Kita hidup di negeri ini harusnya bisa lebih sedikit serius. Para pelawak di tv kita pun cenderung melawak dengan gaya slapstik, banci dan tak mendidik apa-apa. Sepertinya, tontonan seperti itu pantas jika negeri kita sudah makmur dengan ekonomi yang sudah stabil.

3 comments:

  1. wah gak ngerti tayangannya nih, gak komentar deh.

    ReplyDelete
  2. sebenarnya butuh lawakan pas shaur klo nda mata nda pst tiduran lg lalu nda shaur

    ReplyDelete
  3. Kalo saya kebetulan memang jarang nonton acara lawak pas sahur, karena saya penggemar sinetron PPT. Kalo menurut saya sih PPT bagus, ada nilai dakwahnya juga...

    ReplyDelete